Mata Kuliah : IDK II
HORMON REPRODUKSI WANITA
NAMA : ABDUL SALAM
NIM :
P1106002
PRODI :
ILMU KEPERAWATAN
e-mail :
ns.zsalam@yahoo.co.id
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
GRAHA EDUKASI MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan
penyertaan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah IDK II ini tepat pada
waktunya. Adapun judul makalah ini adalah
“HORMON SEKS PADA WANITA DAN FISIOLOGI HAID”.
Kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian
makalah ini.
Dalam menyelesaikan
makalah ini, masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki, untuk
itu berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan
demi dan untuk pengembangan makalah ini
kedepan.
Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan sekaligus
dapat menambah wawasan kita dalam lingkup kesehatan.
Makassar, 02 April 2012
Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I : PENDAHULUAN 3
1. Latar belakang 3
2. Rumusan masalah 3
3. Tujuan penulisan 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Defenisi hormon 5
B. Hormon seks pada wanita 5
C. Tahap fungsi reproduksi dan fungsi hormon 15
D. Kelainan genetik dan menopause dini 18
E. Fisiologi haid 18
BAB III : PENUTUP 23
A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Latar belakang
Pada saat melakukan hubungan seksual
ada banyak faktor yang mempengaruhi gairah seks dari seorang wanita itu
meningkat, salah satunya adalah hormon seks pada wanita tersebut. Sangat tergoda
untuk mencoba memahami perilaku seksual dalam istilah hormon. Pada manusia ada
hubungan yang lebih rumit antara hormon dan perilaku seksual. Wanita yang
mempunyai kadar hormon rendah dalam tubuhnya akan kehilangan kemampuan mereka
untuk dirangsang secara seksual atau untuk mengalami orgasme. Secara singkat,
hormon-hormon seks merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketertarikan
atau perilaku seks.
Haid tentunya suatu yang diharapkan oleh perempuan sehat, yang menandakan
fungsi reproduksinya normal. Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi
hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan
implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Akhir dari masa haid
disebut menopause, dimana hormon seks wanita tidak diproduksi lagi. Pada masa
itu pula wanita tidak bisa bereproduksi lagi.
2.2. Rumusan masalah
Ø Menjelaskan tentang defenisi hormon serta hormon – hormon seks
pada wanita
Ø Menjelaskan mengenai tahap fungsi reproduksi dan produksi hormon
Ø Menjelaskan tentang kelainan genetik atau menopause dini
Ø Menjelaskan tentang fisiologi haid.
2.3. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan ini adalah :
Ø Agar pembaca mampu memahami tentang apa yang dimaksudkan dengan
hormon.
Ø Bisa mengenal jenis – jenis hormon seksual pada wanita serta
fungsi dari masing – masing hormon tersebut.
Ø Bisa mengetahui masa dimana fungsi dari organ reproduksi wanita
dan hormon yang dihasilkan pada masa itu.
Ø Mengenali kelainan genetik (menopause dini) dan cara
pencegahannya.
Ø Mengerti tentang fisiologi haid serta hormon – hormon apa saja
yang berperan serta dan prsoes haid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi hormon
Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang
mempunyai efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Hormon
seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin
langsung ke dalam aliran darah. Mereka secara sebagian bertanggung jawab dalam
menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal.
Mereka juga memulai pubertas dan kemudian memainkan peran dalam pengaturan
perilaku seksual.
Hormon seks utama pada wanita adalah estrogen, wanita memproduksi 0,5 mg
estrogen setiap hari. Estrogen juga ada pada kedua jenis kelamin, namun dalam
jumlah yang lebih besar pada wanita.
B. Hormon seks pada wanita
Pada wanita hormon seks bekerja secara bersama dalam suatu pola rumit, agar
fungsi siklus reproduksi berjalan lancar. Wanita
memiliki beberapa hormon pada organ seksnya yaitu :
1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh
ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk
reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh,
rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan
membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks
dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Estrogen adalah hormon seks yang umumnya diproduksi oleh rahim wanita yang
merangsang pertumbuhan organ seks anak perempuan, seperti halnya payudara dan
rambut kelamin, dikenal sebagai karakteristik seks sekunder. Estrogen juga
mengatur siklus menstruasi. Pada kebanyakan wanita, hormon indung telur tidak
memainkan peran yang penting dalam gairah seks mereka. Dalam sebuah penelitian
pada wanita dibawah usia 40 tahun, 90% melaporkan tidak adanya perubahan dalam
nafsu seks atau fungsi setelah hormon seks diturunkan karena pengangkatan kedua
rahim.
Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya,
serta dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina. Mereka juga membantu
untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita. Pada pria, estrogen tidak
memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang terlalu tinggi dapat
mengurangi selera seksual, menyebabkan kesulitan ereksi, pembesaran payudara,
dan kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.
Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai
hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita,
kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini
menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada
wanita, seperti payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun
dalam pengaturan siklus haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang
sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat
pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.
Pada minggu I
& II kehidupan didunia luar masih ada pengaruh Estrogen dari ibu, krn itu
uterus baru lahir agak lebih besar daripada anak kecil juga menimbulkan
pembengkakan payudara pada bayi wanita maupun laki-laki selama 10 hari dan kadang-kadang
disertai sekresi cairan seperti air susu, sekitar 10 – 15 % bayi wanita dpt
timbul perdarahan pervaginam dalam mgg pertama Terdapat tiga hormon
estrogen utama, yaitu yang disebut estradiol, estrone, dan estriol.
- Estradiol adalah estrogen terkuat, diproduksi
oleh ovarium dan bertanggung jawab terhadap tumbuh kembangnya payudara.
- Estrone, estrogen yang lebih lemah, diproduksi
oleh ovarium dan jaringan lemak.
- Estriol, estrogen terlemah dari ketiga estrogen
utama, dibuat di dalam tubuh dari estrogen-estrogen lain.
Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas
bersifat mirip estrogen. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut
xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas
seperti estrogen disebut fitoestrogen.
Seorang gadis pertama kali memproduksi estrogen pada usia antara 8 sampai
13 tahun. Hal ini merupakan tanda dimulainya masa pubertas. Estrogen
mengakibatkan rahim (uterus), vagina, tubai Fallopii (saluran dari indung telur
atau ovarium ke rahim) berkembang. Pada saat itu rambut di ketiak dan kemaluan
mulai tumbuh serta memacu tumpukan lemak di bagian bawah tubuh (pantat, paha)
dan yang pasti membuat payudara kita tumbuh. Pada saat estrogen mencapai level
yang cukup tinggi, ovulasi pun terjadi pertama kali. Ketika itu sel telur yang
telah masak lepas dari ovarium dan mulailah siklus menstruasi.
Sebagai seorang yang telah dewasa, level estrogen naik turun sesuai dengan
siklus menstruasi. Pada awal siklus level hormon sangat rendah. Ketika kelenjar
hypothalamus (di otak kecil) menangkap tanda level estrogen rendah, kelenjar
ini merangsang ovarium untuk mulai memproduksi lebih banyak estrogen. Estrogen
bertanggungjawab pada pemasakan sel telur selama rentang waktu dua minggu siklus
menstruasi. Ketika estrogen mencapai level puncak sekitar hari ke-12, ovulasi
terjadi.
Usia tua, sakit, dan beberapa perawatan kanker dapat mempengaruhi
keseimbangan hormon tubuh kita yang rapuh, menyebabkan perubahan dalam fungsi
dan gairah seksual. Yang paling dikenal adalah perubahan yang terjadi saat
wanita mengalami menopause. Produksi estrogen menurun pada saat ini dimana
wanita meninggalkan tahun-tahun dimana ia dapat mengandung anak.
Pengaruh seksual paling utama dari penurunan kadar estrogen adalah
pengecilan vagina dan penipisan dinding vagina, bersamaan dengan hilangnya
elastisitas dan kurangnya pembasahan vagina saat rangsangan seksual. Beberapa
wanita mengalami hanya sedikit perubahan dalam fungsi seksual, dimana yang lain
dapat mengalami kekeringan dan nyeri saat berhubungan, atau luka pada alat
kelamin selama beberapa hari setelah berhubungan bila mereka tidak menggunakan
minyak pelumas vagina atau sejenis pengganti hormon.
Para peneliti yang sedang menyelidiki efek-efek dari terapi pengganti hormon
pada fungsi seksual wanita telah menunjukkan bahwa mengkonsumsi estrogen
seringkali menyebabkan fungsi seksual kembali seperti asal. Ditambah lagi,
androgen telah diresepkan bagi wanita pasca menopause untuk meningkatkan nafsu
seksualnya
Kadar estrogen yang tinggi ini, selain memicu aktivitas sel-sel otak
berlebihan, juga menyebabkan terjadinya retensi cairan tubuh, seperti di
payudara, tungkai, dan juga di otak. Wanita mengeluh payudara sakit, kaki
terasa berat, dan sakit kepala yang berlebihan.
Karena penyebabnya disebabkan oleh kadar estrogen yang tinggi, maka
pengobatannya adalah dengan pemberian hormon anti estrogen, hormon anti
estrogen yang terkenal adalah progesteron.
Biasanya progesteron diberikan dengan dosis 10 mg/hari, dari hari ke 16-ke
25 siklus haid. Untuk mengeluarkan cairan dari jaringan
tubuh, dapat diberikan obat diuretika sampai menjelang haid berikutnya.
Perlu disadari, bahwa pengobatan dengan hormon progesteron memerlukan waktu
lama, sehingga sangat dituntut kesabaran dari pihak wanita. Efek samping yang
ditimbulkan oleh progesteron sangat sedikit. Jenis progesteron yang dianjurkan
adalah jenis progesteron alamiah, seperti didrogesteron, atau medroksi
progesteron asetat (MPA), karena jenis hormon ini memiliki khasiat
antidepresif. Jenis progesteron sintetik justru menyebabkan depresif (ringan).
Akhir-akhir ini telah dicoba pengobatan dengan menekan cara keseluruhan fungsi
dari ovarium, yaitu dengan menggunakan Gn-RH, analog, dan hasilnya jauh lebih
baik, bila dibandingkan dengan pemberian progesteron saja.
Cuma saja pengobatan cara ini relatif mahal, dan dapat menimbulkan keluhan
seperti pada wanita menopause, sehingga selama pemberian Gn-RH-analog harus
selalu diberikan tambahan hormon estrogen dan progesteron.
Dengan berkurangnya estrogen pada saat menopause maka tubuh wanita menjadi
rentan terhadap risiko penyakit jantung. Terapi estrogen (Estrogen Replacement
Therapy) bertujuan agar hormon estrogen yang semakin berkurang ini dapat terisi
kembali. Adanya hormon estrogen pada wanita yang masih aktif menstruasi
akan menekan Lp(a) atau lipoprotein(a). Kadar Lp(a) rata-rata adalah 2 mg/dl,
dan apabila Lp(a) meningkat sampai 20-30 mg/dl maka akan muncul risiko penyakit
jantung koroner. Lp(a) ini berperan sebagai penggumpal yang kemudian
bersama-sama plak yang ada dalam pembuluh arteri akan menyumbat aliran darah
sehingga muncul serangan jantung.
Estrogen sebenarnya bukan sekedar hormon pada wanita, karena diketahui
bahwa estrogen juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan. Kolesterol
LDL lebih mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh darah apabila
dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan adalah mencegah
proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL untuk menembus plak akan berkurang.
Apabila seorang wanita pada awalnya mempunyai kadar trigliserida darah tinggi
(250 mg/dl) maka pemakaian terapi estrogen (pil) dapat merangsang peningkatan
trigliserida. Terdapat keterkaitan metabolisme antara trigliserida dengan
kolesterol HDL (baik).
Apabila trigliserida tinggi maka HDL cenderung turun. Oleh karena itu
sebelum menjalani terapi estrogen disarankan melakukan pemeriksaan profil lipid
darah.
Peranan estrogen yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh darah jantung
sehingga aliran darah menjadi lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen
secara cukup. Pada tahun 1993 National Education Cholesterol Program di AS
mengakui pentingnya peranan terapi estrogen di dalam memperbaiki profil lipid
(kolesterol) dan memperkecil risiko penyakit jantung.
2. Progesterone
Progesteron adalah hormon
steroid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita, mendukung proses
kehamilan, dan embriogenesis. Hormon ini
diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk
hormon HCG.
Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon
progestogen yang banyak terdapat secara alami.
Pada manusia dan beberapa binatang, progesteron diproduksi di ovarium
(khususnya setelah ovulasi di corpus luteum), pada otak, selama kehamilan, dan
pada plasenta.
Tanaman Dioscorea mexicana mengandung senyawa steroid diosgenin,
yang dapat diubah menjadi progesteron di laboratorium. Tanaman lain yang dapat
dimanfaatkan untuk mensintesis progesteron adalah Dioscorea pseudojaponica
dan Dioscorea villosa.
Progesteron memiliki efek fisiologis
sebagai berikut:
Efek pada sistem reproduksi
- menyiapkan uterus (rahim) untuk kehamilan
- selama kehamilan, progesteron juga menurunkan
respon kekebalan tubuh ibu, untuk menerima janin.
- menurunkan pergerakan otot halus uterus (rahim)
- menghambat laktasi selama kehamilan
- penurunan kadar progesteron selama masa kehamilan
mungkin menjadi awal mula proses kelahiran bayi.
Efek pada sistem syaraf
- progesteron termasuk hormon neurosteroid,
berperan meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat
Efek pada sistem lainnya
- menurunkan kejang otot polos
- menururunkan kerja empedu dan kandung kemih
- memiliki efek antiinflamasi dan mengatur respon
kekebalan tubuh
- menormalkan pembekuan darah, kadar seng dan
tembaga, kadar oksigen sel, dan lemak yang disimpan untuk energi.
- mempengaruhi kesehatan gusi, meningkatkan risiko
gingivitis dan kerusakan gigi.
- mencegah kanker endometrium, dengan cara mengatur
efek estrogen.
Oleh karena ketersediaan hayati progesteron sangat buruk ketika digunakan
secara oral, maka hormon ini banyak disintesis sebagai progestin, akan tetapi
progestin tidak mampu menggantikan peran progesteron alami karena pada banyak
kasus progestin hanya diproduksi untuk menyerupai efek progesteron pada uterus.
3. Gonadotropin
Releasing Hormone / luliberin
GnRH adalah hormon stimulator
bagi sekresi
hormon FSH dan
LH,
merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen
tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar
GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
Neuron GnRH merupakan sel
neuroendokrin yang sangat unik karena tidak berasal dari perkembangan jaringan
otak. Sekitar satu dekade yang lain, sejumlah ilmuwan menyebutkan penemuan
neuron GnRH pada hidung seekor embrio tikus yang sedang berkembang. Saat ini
telah terbukti bahwa pada manusia, neuron GnRH juga berasal dari luar otak,
tepatnya dari bagian medial olfactory placode pada hidung. Beberapa
ribu neuron GnRH bermigrasi menuju hipotalamus
saat masa janin dengan
waktu tempuh sekitar 16 hari untuk tikus,
70 hari untuk domba
dan 16 minggu untuk manusia.
Neuron GnRH bergerak
sepanjang akson nervus
terminalis dan saraf vomeronasal
seakan dapat mengendus arah tujuan dan di mana harus berhenti.
Tidak adanya migrasi
neuron GnRH pada masa embrio, akan mengakibatkan sindrom Kallmann yang
disebabkan tidak terjadinya sekresi hormon terkait. Penyebab kedua adalah sekresi yang
tidak mencapai sasaran, sehingga kedua hormon gonadotropin yang diperlukan bagi
perkembangan guna mencapai pubertas tidak tersekresi dengan baik.
Ritme sirkadia
GnRH juga merupakan hormon yang disekresi
pulsatik oleh neuron GT1 - GT7 yang mempunyai ekspresi gen ritme sirkadia, sebagai stimulasi terhadap SCN (bahasa Inggris: suprachiasmatic nucleus), salah satu area pada pusat
saraf otonomi, guna menyesuaikan ritme metabolisme
berdasarkan sinyal pulsatik yang dikirimkan.
4. FSH (folikel
stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan
gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari
GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang
akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
FSH adalah hormon yang
dikeluarkan oleh gonadotrop. FSH berfungsi
untuk memacu pertumbuhan sel telur dalam ovarium. Pada pria, FSH mengatur dan memelihara proses
pembentukan sperma.
Jumlah FSH sedikit ketika kecil dan tinggi setelah menopause.
5.
HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah
sejenis Glikoprotein yang dihasilkan oleh plasenta dalam kehamilan. Namun
selama plasenta belum terbentuk, hormon ini dihasilkan sel-sel fungsi
tropoblas. Setelah umur kehamilan memasuki 12-13 minggu, hormon HCG ini
dihasilkan oleh plasenta. Di dalam tubuh, hormon ini bersifat mempertahankan
korpus luteum, yakni jaringan di ovarium yang menghasilkan progesteron. Hormon
progesteron ini berfungsi untuk memelihara atau mempertahankan proses
kehamilan, sedangkan korpus luteum ini ditunjang keberadaannya oleh HCG.
cara mendeteksi HCG dan
waktu yang tepat untuk menguji tes kehamilan
Dengan menggunakan uji kehamilan home
pregnancy test (HPT) yang biasa dikenal dengan test pack. Pengecekan kualitatif
ini cukup mudah yakni dengan mencelupkan ujung alat ke dalam urin, biasanya
alat uji ini memiliki indikator berupa dua buah garis. Waktu yang tepat untuk
melakukan tes urin biasanya adalah 4-5 hari atau 1 minggu setelah terlambat
haid, karena sebagian besar test pack sudah dapat mendeteksi HCG dengan kadar
50 IU/ml. Dengan pengecekan lewat darah. Pengecekan kuantitatif ini lebih
akurat tentunya karena biasanya yang diukur adalah jumlah subunit beta hormon
HCG (ß-hCG).
Pemeriksaannya
menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Tes melalui darah
ini lebih cepat dibandingkan dengan urin, karena sebenarnya kadar HCG sudah ada
dalam darah sejak implantasi terjadi, atau sejak terjadi pembuahan pada hari ke
8 sudah terdapat beta HCG sehingga bisa terdeteksi lewat darah. Hanya
saja pemeriksaan lewat darah masih sangat jarang karena harganya relatif mahal.
Kadar hormon HCG yang ideal
untuk ibu hamil
Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda tergantung pada usia kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah tidak terlalu rendah, maupun tidak terlalu tinggi. Jumlah hormon HCG tidak ditentukan oleh umur, jadi yang benar-benar mempengaruhi jumlah kadar HCG adalah usia kehamilan
Kadar HCG minimal yang
bisa terdeteksi
Kadar beta HCG yang bisa terdeteksi pada
kehamilan 5 minggu yakni sekitar 22 IU/ml. Bila kadar HCG-nya rendah bisa menyebabkan keguguran. Sedangkan kalau
kadar HCG-nya terlalu tinggi harus dicurigai karena bisa menyebabkan hamil
anggur.
6.
Prolaktin hormon
Prolaktin adalah proteohormon yang dihasilkan
oleh kelenjar pituitaria anterior. Kelenjar tersebut merangsang permulaan
laktasi (laktogenesis) pada kelenjar susu. Prolaktin disebut juga laktogen,
luteotrpin, galaktin, dan mammotropin. Di dalam sel-sel epitel terdapat
enzim-enzim yang esensial yang menggertak sel-sel dalam mengubah susunan darah
menjadi susu. Fungsi prolaktin ialah merangsang aktivitas enzim dan enzim
tersebut selanjutnya menggertak sekresi susu. Sel kelenjar susu tidak berdaya
menghasilkan susu bila tidak ada prolaktin. Pada masa kehamilan yang lanjut
terjadi kenaikan bertahap dalam sekresi prolaktin yang dirangsang oleh
estrogen.
Proses pembentukan laktogen
melalui tahapan-tahapan berikut:
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada
fase terakhir kehamilan.
Pada fase ini, payudara
memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan
kental kekuningan dan tingkat progesteron
tinggi sehingga mencegah produksi ASI.
Pengeluaran kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga bukan merupakan
indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan
menurunnya kadar hormon progesteron, esterogen dan HPL (Human placental
lactogen) . Akan tetapi kadar hormon prolaktin tetap tinggi.
Hal ini menyebabkan produksi ASI
besar-besaran. Apabila payudara
dirangsang, level prolaktin
dalam darah meningkat, memuncak
dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga
jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel
di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu
sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa level prolaktin dalam susu lebih
tinggi apabila produksi ASI
lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Hormon
lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda
biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai
sekitar 30-40 jam setelah melahirkan,
tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar
50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan.
Artinya, memang produksi ASI
sebenarnya tidak langsung keluar setelah melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan
dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil,
sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak
dikeluarkan, payudara
akan memproduksi ASI banyak. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan
secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan
demikian, produksi ASI
sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah
adalah akibat dari:
- Kurang
sering menyusui
atau memerah payudara
- Apabila
bayi tidak bisa
menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: struktur mulut dan
rahang yang kurang baik; teknik perlekatan yang salah.
- Kelainan endokrin ibu (jarang
terjadi)
- Jaringan
payudara hipoplastik
- Kelainan metabolisme atau
pencernaan bayi,
sehingga tidak dapat mencerna ASI
- Kurangnya
gizi ibu
C. Tahap fungsi reproduksi dan produksi hormon
Dalam setiap tahapan kehidupan wanita, fungsi dan produksi hormon seks ini
juga bervariasi.
Prapubertas
Folikel primordial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap,
yakni sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan
selanjutnya. Alat kelamin luar dan dalam sudah terbentuk. Pada minggu pertama
dan kedua, bayi masih mengalami pengaruh estrogen dari ibunya.
Masa kanak-kanak
Meski hormon baru aktif pada usia pubertas, sebenarnya hormon sudah
memengaruhi tubuh sejak di dalam kandungan. Apabila kita perhatikan, sering
kali bayi yang baru lahir (laki-laki atau perempuan) memiliki payudara yang
terlihat besar, terkadang juga diikuti dengan keluarnya sedikit susu.
Hal tersebut terjadi karena mengalirnya hormon estrogen dari tubuh ibu ke
janin selama kehamilan. Namun, kondisi ini hanya bersifat sementara dan
menghilang dalam beberapa minggu. Meski pada beberapa bayi perempuan pembesaran
payudara ini mungkin masih akan tinggal hingga anak berusia 2 tahun sebelum
akhirnya benar-benar menghilang.
Pubertas
Pada usia ini pelepasan hormon seks akan mempengaruhi perkembangan seksual,
karateristik seksual, dan kesuburannya. Tonggak penting masa pubertas pada anak
perempuan adalah bertumbuhnya tunas payudara, munculnya rambut di daerah pubik
dan ketiak, serta haid. Proses pubertas ini berlangsung sekitar 4 tahun.
Selama masa pubertas, kelenjar pituitari seorang gadis mulai meningkatkan
sekresi dua hormon kunci, yaitu folicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH). Kedua jenis hormon ini berperan penting terhadap
terjadinya pelepasan sel telur dan menstruasi.
Usia dewasa
Di samping membantu mengontrol ovulasi, pembuahan, dan kehamilan, estrogen
memelihara kekuatan tulang dan membantu mengatur kolesterol. Progesteron
bekerja sama dengan estrogen untuk mempersiapkan tubuh wanita menghadapi
pembuahan, kehamilan, dan membantu mengatur siklus haid.
Hormon ini juga memegang peran penting dalam pertumbuhan dan mengatur
distribusi lemak dalam tubuh perempuan sehingga lebih banyak deposit lemak di bagian
paha, bokong, dan pinggul. Sementara itu, testosteron membantu pembentukan otot
dan tulang.
Kehamilan
Jika sel telur dapat dibuahi dan terjadi kehamilan, terjadi perubahan
hormon secara dramatis dalam tubuh seorang perempuan. Biasanya penurunan kadar
estrogen dan progesteron yang lazim terjadi pada akhir siklus haid tidak
terjadi. Sebagai gantinya, hormon baru, human chorionic gonadotrohin
(HCG), diproduksi untuk perkembangan plasenta, merangsang ovarium menghasilkan
lebih banyak estrogen dan progesteron yang diperlukan selama kehamilan.
Pada usia kehamilan 4 bulan, plasenta mengambil alih tugas ovarium sebagai
penghasil utama estrogen dan progesteron. Hormon ini membuat dinding rahim
lebih tebal, meningkatkan volume sirkulasi darah, dan melemaskan otot di rahim
sehingga tersedia lebih banyak ruang untuk bayi.
Menjelang kelahiran, hormon lain mengambil alih peran untuk membantu rahim
berkontraksi selama dan setelah persalinan. Hormon ini juga merangsang produksi
air susu ibu.
Setelah melahirkan
Setelah persalinan, kadar estrogen, progesteron, dan hormon lainnya menurun
drastis sehingga terjadi perubahan fisik. Rahim akan kembali ke ukuran semula
sebelum kehamilan, otot panggul meningkat, dan volume sirkulasi darah kembali
normal. Perubahan hormon yang dramatis ini sering kali menyebabkan depresi
pasca-melahirkan.
Klimakterium
klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan
masa senium, yang bukan merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa
peralihan yang normal. Masa ini berlangsung sebelum dan beberapa tahun sesudah
menopause. Masa premenopause, menopause dan pasca menopause dikenal sebagai
masa klimakterium. Klimakterium dapat dikatakan mulai sekitar 6 tahun sebelum
menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada wanita dalam
masa ini, terjadi juga keluhan-keluhan yang disebut sindroma klimakterik.
Keluhan-keluhan ini dapat bersifat psikis seperti mudah tersinggung, depresi,
kelelahan, semangat kurang dan susah tidur. Gangguan neurovegetatif dapat berupa
hot flashes, keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, dll.
Menopause
Perubahan hormon yang signifikan lainnya terjadi saat perempuan memasuki
usia menopause. Pada 3-5 tahun sebelum akhir siklus menstruasi, fungsi normal
ovarium mulai menurun. Hal ini membuat siklus menstruasi lebih pendek atau
lebih lama. Terkadang ovarium menghasilkan estrogen sedikit sehingga dinding
rahim tidak menebal hingga akhirnya tidak terjadi menstruasi.
Dalam keseluruhan hidup perempuan, estrogen membantu melindungi jantung dan
tulang, selain juga menjaga agar payudara, rahim, dan vagina dalam kondisi
sehat. Itu sebabnya, penurunan kadar estrogen selama dan setelah menopause bisa
memengaruhi kesehatannya, selain juga memicu gejala yang tidak nyaman.
Kehilangan sejumlah besar estrogen menyebabkan perempuan lebih berisiko
terkena penyakit jantung dan osteoporosis. Masalah lainnya adalah vagina
menjadi kering dan tidak nyaman ketika berhubungan seksual.
Pra menopause adalah masa 4-5
tahun sebelum menopause dan pascamenopause adalah 3-5 tahun setelah menopause.
Sedangkan ooporopause adalah terhentinya fungsi ovarium , berarti terhentinya produksi estrogen, estron yang terjadi pada usia 55 – 56 tahun.
Sedangkan ooporopause adalah terhentinya fungsi ovarium , berarti terhentinya produksi estrogen, estron yang terjadi pada usia 55 – 56 tahun.
Masa Senile
Pada masa ini telah tercapai keseimbangan hormonal yang baru
sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis. Yang mencolok pada
masa ini adalah kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik sebagai proses
menjadi tua. Dalam masa ini pula osteoporosis terjadi pada wanita dengan
intensitas yang berbeda. Walaupun sebab-sebabnya belum jelas betul, namun
berkurangnya hormon steroid dan berkurangnya aktivitas osteoblast memegang
peranan dalam hal ini. Ganggguan-gangguan lain yang dapat timbul antara lain
vagina menjadi kering sehingga timbul rasa nyeri pada waktu bersetubuh, nyeri
pada waktu berkemih dan terasa ingin terus buang air kecil.
D. KELAINAN GENETIK (menopause dini)
Jika hormon-hormon seks berkurang di usia produktif atau lebih dini,
penyebabnya adalah faktor kelainan genetik. Itu bisa dilihat dari bentuk tubuh Misalnya,
payudara yang tak berkembang. Karena adanya kelainan kromosom, karena pengaruh
makanan yang tak sehat, misalnya kebiasaan konsumsi makanan tak seimbang.
Selain itu juga dipengaruh oleh kebiasaan-kebiasaan hidup, seperti merokok,
kelelahan, pengaruh dari polusi, dan sebagainya, yang bisa menghancurkan
jaringan dan sel sehingga sel akan keropos dan berkarat.
E.
Fisiologi haid
Haid adalah perdarahan
dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi setiap 22
atau 35 hari. Waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Yang
merangsang menimbulkan haid adalah hormon FSH dan LH, prolaktin dari daerah
otak dan hormon estrogen serta progesteron dari sel telur yang dalam
keseimbangannya menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh dan apabila sudah
ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi hormon estrogen dan progesteron
menurun terjadilah pelepasan selaput lendir dengan perdarahan terjadilah haid.
Turunnya hormon estrogen
secara fisiologi dimulai pada masa klimakterium (usia 40-65 tahun). Penurunan
ini menyebabkan keluhan-keluhan yang mengganggu, diawali umumnya dengan
gangguan haid yang yang tadinya teratur, siklik, menjadi tidak teratur tidak
siklik dan jumlah darah dapat berkurang atau bertambah.
Pada siklus menstruasi normal, terdapat
produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk
mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan
dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus
berulang, atau keganasan. Gangguan dari siklus menstruasi merupakan salah satu
alasan seorang wanita berobat ke dokter.
Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat
pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah
menarche dan menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau
siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan
kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Siklus Menstruasi Normal
Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus
ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi
lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan
siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.
Perubahan di dalam rahim merupakan respon
terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium
(lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rahim, terletak di bagian
tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan
yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut
desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya
disebut sebagai desidua basalis.
Haid Dipengaruhi berbagai hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang
dikeluarkan oleh hipothalamus dan memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon
FSH (Folikel Stimulating Hormon) memicu pematangan folikel diovarium, sehingga
Terjadi sintesis estrogen dalam jumlah besar Estrogen akan mengakibatkan
proliferasi sel endometrium (penebalan dari endometrium)
Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon
LH (Luteinizing hormon). LH akan mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus
luteum untuk mensintesis progesteron. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan
sekretorik pada endometrium sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal. Fase
sekresi selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda
adalah fase proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa subur
Gangguan haid dan siklusnya, bisa berupa
- Ritme (irama haid)
- Banyaknya darah haid yang keluar
- Lamanya darah haid yang keluar
- Perdarahan tidak teratur , dimana interval
datangnya haid tidak tentu
- Perdarahan bercak (spotting) prahaid, pertengahan
siklus dan pasca haid
Ritme haid abnormal
- Polimenore : haid terlalu sering, < 21 hari
- Oligomenore, haid terlalu jarang, > 35 hari
- Tidak terjadi haid : Amenore
- Metroragia : Perdarahan tidak teratur diluar
siklus haid
Kelaianan Haid berdasarkan Banyaknya darah
haid abnormal
- Hipermenore : darah haid banyak, ganti pembalut
> 6x perhari
- Hipomenore : darah haid terlalu sedikit, ganti
pembalut < 2x perhari
- Perdarahan bercak (spotting)
Kelainan Haid berdasarkan Lamanya darah
haid yang keluar
- Menoragia : Darah haid keluar > 6 hari
- Brakimenore : Darah haid yang keluar < 2 hari
Perdarahan uterus disfungsional (PUD)
PUD adalah Perdarahan uterus abnormal, dimana terjadi gangguan fungsional
mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium. Yang bukan
disebabkan kelainan organik alat reproduksi seperti mioma uteri atau kista pada
ovarium. Dapat ditemukan pada usia perimenars, usia reproduksi, usia
perimenopause
PUD usia perimenars
- Usia menars : usia mulai terjadinya haid (rata -
rata 11 tahun) hingga memasuki usia reproduksi
- 3-5 tahun
- Siklus haid tidak teratur baik lama maupun jumlah
- PUD terjadi karena siklus anovulatorik (95-98%)
- D/ anovulasi & analisis hormonal (-)
PUD usia reproduksi
- Siklus yang berovulasi (65%) dan siklus yang
tidak berovulasi (35%)
- Analisis hormonal biasanya normal
- Diduga akibat gangguan di sentral (disregulasi)
akibat adanya gangguan psikis
- Pastikan dulu adanya ovulasi dengan suhu basal
badan, sitologi vagina atau analisis hormonal
- Usia > 35 tahun sebaiknya dilakukan
kuret untuk menyingkirkan adanya keganasan pada endometrium
PUD usia perimenopause
- Usia antara pramenopause dan pasca menopause
- Sekitar usia 40-50 tahun
- 95% siklus tidak berovulasi
- Analisis hormonal : FSH, LH, estradiol, prolaktin
- Kadar FSH > 35Miu/ml
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hormon seks pada wanita
merupakan hormon yang berperan pada proses reproduksi wanita salah satunya pada
proses haid atau menstruasi. Setiap hormon memiliki peran dan fungsi yang
berbeda serta tempat produksi hormon tersebut pun berbeda. Hormon seks utama
pada wanita adalah hormon estrogen dimana memiliki fungsi yang besar bagi
proses reproduksi wanita. Salah satu fungsi hormon juga sebagai pemacu gairah
seks pada saat berhubugan seks dimana setelah mendapat ransangan dari lawan
jenis.
Haid merupakan suatu proses
yang terjadi pada wanita yang tidak mengalami gangguan pada organ kelaminnya,
dimana haid tersebut di rangsang oleh hormon – hormon seks seperti FSH dan LH.
B. SARAN
Bila anda prihatin akan kadar hormon anda
dan apakah mereka mempengaruhi kesehatan anda secara umum atau fungsi seksual
anda, berkonsultasilah dengan dokter anda untuk diadakan pemeriksaan darah
secara sederhana dan mudah.
Kita sebagai generasi muda penerus bangsa
harusbanyak mencari informasi tentang kesehatan reproduksi, khususnya pada kaum
wanita dimana mereka harus banyak merawat organ reproduksi mereka agar tidak
terjadi penyakit maupun kelainan pada organ kelamin tersebut. Dan yang paling
terpenting adalah jangan mengecewakan orang tua kita dengan melakukan tindakan
yang tidak sewajarnya, contoh berhubungan seksual diluar nikah, melakukan
penyimpangan seksual, dll.
Sebagai mahasiswa dalam bidang kesehatan,
yang pertama kita harus banyak memberi contoh kepada masyarakat luar yang baik
tentang bagaimana cara menjaga dan merawat tubuh dengan baik, terlebih khusus
dalam perawatan organ reproduksi agar proses reproduksi berjalan dengan baik
tanpa ada gangguan maupun kelainan pada organ reproduksi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul.2006.kebutuhan dasar manusia.Surabaya:Salemba
Medika.
Guyton
& hall. 1997. Buku ajar fisiologi
kedokteran. Jakarta : EGC
saya sangat membutuhkan komentar dari para pengunjung blog saya.......demi kesempurnaan informasi diblog saya.... salam blogger bwt semua
BalasHapusI like it.
BalasHapushormon estrogen sangat berpengaruh pada kondisi rahim setiap wanita, dengan hormon progesteron,estrogen akan mempengaruhi kehamilan terima kasih informasinya
BalasHapus